Sukawi, pria yang lahir di Kota Pati, Jawa Tengah, ini telah berhasil mempertahankan naskah disertasinya yang berjudul “Ruang Interaksi dalam Segregasi Infrastruktur Permukiman di Kampung Kulitan Semarang”, melalui sidang tertutup promosi doktor yang dipimpin langsung oleh Prof. Dr. Ir. Atiek Suprapti, MT., pada tanggal 28 juni 2024 dengan IPK 4.00. Sukawi dinyatakan lulus sebagi doktor yang ke-86 pada Program Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro (UNDIP). Naskah disertasinya telah diuji oleh Prof. Dr. Ir. Asep Yudi Permana, SPd, M Des.sebagai penguji eksternal dari UPI Bandung, dan Prof. Dr. Ir. Atiek Suprapti, MT., Dr. Ars, Ir Rina Kurniati, MT., Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, MT. selaku tim penguji internal UNDIP dalam rangkaian sidang disertasi yang dimulai dari sidang proposal, sidang kelayakan, hingga sidang tertutup promosi doktor. Naskah disertasinya merupakan hasil dari serangakain proses penelitian yang dibimbing langsung oleh Prof. Dr. Ing.Ir. Gagoek Hardiman, selaku promotor dan Prof. Dr. Ir. R Siti Rukayah, MT., selaku copromotor, baik di lokasi penelitian maupun di studio pada Program Doktor Ilmu Arsitektur dan Perkotaan UNDIP.
Penelitian ini masuk dalam rumpun ilmu arsitektur pada subrumpun keilmuan permukiman yang terkait dengan infrastruktur dasar permukiman. Kampung Kulitan Semarang yang merupakan kampung kuno peninggalan tuan tanah Tasripin. Topik penelitian yang diangkat adalah adanya segregasi infrastruktur permukiman dampak dari patron klien yang diterapkan Tasripin dalam membangun hunian untuk keluarganya dengan pabrik kulit yang sekarang dipakai untuk disewakan kepada kaum boro. Penelitiannya berpayung pada paradigma post-positivism dalam pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa walaupun terdapat segregasi dalam bentuk infrastruktur permukiman antara hunian keluarga Tasripin dengan hunian kaum boro, masih terdapat konektivitas berupa gang penghubung yang menyebabkan adanya interaksi antara 2 kelompok tersebut. Interaksi ini yang menyebabkan adanya kerukunan yang dapat menciptakan kehidupan yang harmoni di Kampung Kulitan Semarang. Konsep budaya Srawung yang terpelihara di lingkungan kampung menciptakan ruang ruang interaksi yang damai sesuai dengan konsep Srawung yaitu : Srawung dengan Allah, Srawung dengan Manusia dan Srawung dengan Alam.
Sebagai seorang dosen yang bertugas pada Jurusan Arsitektur di Universitas Diponegoro selama mengenyam pendidikan juga tetap menjalankan tugas Tridarma Perguruan Tinggi. Selama mengenyam pendidikan juga berperan aktif dalam kegiatan seminar nasional maupun internasional dan telah menelurkan beberapa artikel ilmiah pada jurnal nasional maupun internasional. Salah satunya adalah artikel berjudul “Interaction Spaces in the Segregation of Settlement Infrastructure in Kampung Kulitan Semarang” yang telah diterbitkan oleh Journal of the International Society for the Study of Vernacular Settlementsyang terindeks Scopus (Q2). Selain itu beliau juga aktif mengikuti pelatihan akademis dalam rangka meningkatkan kemampuan penelitiannya, seperti: Pelatihan Pencegahan Plagiarisme Menggunakan TURNITIN, dan pelatihan lainnya yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.